Jumat, 06 Maret 2009

Apakah itu Cinta...???

Cinta . . . ???
Mungkin ada yang bertanya seperti itu. Masih banyak manusia yang tidak mengerti akan makna yang terkandung pada kata Cinta. Pada hakikatnya Cinta hanya satu. Cinta hanyalah milik Allah SWT. Mengapa demikian...? Karena "Cinta Sejati" yang "Kekal Abadi" hanya bisa terjadi antara Pencipta dengan Ciptaannya. Dalam hal ini antara Manusia dengan Tuhan. Cinta Sejati tak akan putus oleh kematian, tak akan terpisah oleh ruang dan waktu, tak kenal lelah dan letih. Sehingga Cinta itu "Kekal dan Abadi".
Makna Cinta Sejati itu sendiri adalah:
1). Menyukai segala yang disukai oleh-Nya.
2). Membenci segala yang dibenci oleh-Nya.
3). Mengerjakan segala yang diperintahkan oleh-Nya.
4). Meninggalkan segala yang dilarang oleh-Nya.
5). Melindungi-Nya dengan segenap Harta, Jiwa dan Raga.
Lantas bagaimana bila perasaan cinta itu dimiliki antara manusia dengan manusia? atau antara manusia dengan benda? atau antara manusia dengan jabatan atau kedudukan? Perlu diketahui bahwa perasaan cinta itu memiliki beberapa tingkatan. Ada beberapa Fase Cinta. Manusia yang akan memperjuangkan perasaan cintanya dengan segenap harta, jiwa dan raga sudah mencapai fase tertinggi dalam cinta. Karena hal demikian berarti apa yang dicintainya itu adalah hanya kepunyaan tuhan semata. Mengapa demikian...? Karena jika seseorang sudah mengorbankan apa yang dimilikinya, baik harta, jiwa dan raga artinya orang tersebut sudah meng-illah-kan (menjadikan tuhan) apa yang dicintainya itu. Dengan pengertian itu banyak sekali manusia yang terjebak dengan perasaan cinta. Cinta kepada manusia, Cinta kepada harta, Cinta kepada kedudukan dan sebagainya yang mengakibatkan manusia itu lupa akan Tuhan Sang Pencipta semua itu. Pada akhirnya terjerumus kepada kemusyrikan. Betul tidak...? Lalu bagaimana agar kita tidak termasuk manusia yang seperti itu tapi kita tetap merasakan indahnya cinta...? Ada beberapa tingkatan-tingkatan cinta yang harus kita tanamkan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Tingkatan-tingkatan cinta itu yaitu: 1). Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya serta Jihad dijalan-Nya. Ini adalah tingkatan cinta tertinggi yang harus menjadi prioritas dalam kehidupan. Selanjutnya 2). Cinta kepada Kedua Orang Tua. Baik itu Orang Tua kandung maupun Orang Tua Angkat yang telah merawat kita. 3) Cinta kepada manusia atau benda. Seperti Cintanya Suami kepada Istrinya atau sebaliknya Kecintaan Istri kepada Suami. Kecintaan Orang Tua kepaad anak-anaknya. Kecintaan kepada harta benda yang dimilikinya. dsb.

Nah, dari penjelasan diatas jelaskan apa yang dimaksud dengan "Cinta" ?
Untuk para ABG atau remaja yang sedang mengalami masa puber pasti akan mengalami perasaan yang sangat bergejolak dihatinya. Lalu apakah perasaan itu dinamakan cinta...? Bisa dikatakan demikian, menyukai lawan jenis adalah salah satu anugerah terindah yang diberikan tuhan kepada hambanya. Selanjutnya tinggal bagaimana kita mengendalikan perasaan itu agar tidak salah dalam memaknai cinta itu. Karena begitu mudahnya para remaja sekarang mengatakan cinta. Betul tidak...?

Tips untuk para remaja yang sedang dilanda asmara agar tidak terjerumus kepada perzinahan karena telah dibutakan oleh cinta dan juga agar tidak ada yang kecewa dan sakit hati karena cinta tidak terbalas.

"Cintailah dengan cinta yang biasa-biasa saja karena suatu saat bisa jadi apa yang kamu cintai akan kamu benci dan Bencilah dengan benci yang biasa-biasa saja karena suatu saat bisa jadi apa yang kamu benci akan kamu cintai"

Unkapkanlah perasaan itu sekedarnya dan terimalah perasaan itu sekedarnya. Tidak dilebih-lebihkan, tidak pula dikurang-kurangkan. Jangan pernah memaksakan perasaan itu dan jangan pula menghindari ungkapan perasaan seseorang jika tidak menyukainya. Hadapilah semua itu dengan kenyataan yang ada dengan jiwa besar atas apa yang terjadi.

1 komentar:

rosz mengatakan...

hohoho gw suka kalo dah nyangkut paut ama dasar agama ... huhuhu memang benar apapun itu mau cinta mau negara kalo dasar dengan agama khususnya islam behhhh pasti maju.
sip lah maju terus cwo cinta inget Al-Baqoroh ayat 216 . . .